Sabtu, 05 Januari 2013

Proses Pengambilan Keputusan oleh Konsumen

Setiap manusia selalu memiliki pilihan dalam hidupnya, sebagai konsumen salah satunya. Dalam hal pengambilan keputusan untuk membeli suatu barang/jasa contoh, dimulai dengan proses pemisahan kebutuhan dan  keinginan, harga, kualitas, brand, gaya hidup, dan spontanitas.
Dan sebagai seorang produsen dan distributor ini merupakan suatu tantangan ketika mereka hendak memasarkan produknya agar target penjualan terpenuhi, mengapa hal tersebut dikatakan sebuah tantangan? karena ketika konsumen dalam hal ini sebagai pengambil keputusan tidak memiliki kepastian dalam membeli atau bisa dikatakan ragu, maka bisa dikatakan pemasaran produk tersebut gagal karena tidak bisa mempengaruhi konsumen untuk membeli.

Pada saat konsumen membeli sebuah produk, umumnya konsumen mengikuti suatu proses atau tahapan dalam pengambilan keputusan. Menurut Engel et al. (1994:31-32) dan Lamb et al. (2001:188), ada lima tahapan yaitu (1) Pengenalan kebutuhan, (2) Pencarian informasi, (3) Evaluasi alternatif, (4) Keputusan pembelian, dan (5) Perilaku pasca pembelian.

  1. Pengenalan kebutuhan, mengenali kebutuhan merupakan langkah awal konsumen dalam proses pengambilan keputusan membeli/tidaknya suatu barang/jasa. Kebutuhan tersebut timbul dari faktor internal dan eksternal. Internal, dorongan ini muncul pada kebutuhan dasar manusia seperti haus dan lapar, muncul pada saat situasi dan kondisi tertentu dan menjadi pendorong untuk memenuhi kebutuhannya. Eksternal, salah satu contohnya terjadi saat seseorang menonton sebuah iklan atau melihat produk baru milik kerabat lalu muncul hasrat untuk memiliki produk tersebut.
  2. Pencarian informasi, setelah konsumen sudah mengetahui kebutuhannya lalu konsumen akan terdorong untuk mencari informasi lebih lanjut mengani produk tersebut melalui media fisik maupun elektronik. Hal ini dikarenakan kepekaan konsumen akan informasi yang lebih mengenai produk tersebut lebih besar, dengan bertanya kepada teman, mendatangi toko untuk mencari tahu untuk membandingkan spesifikasi dan harga barang.
  3. Evaluasi alternatif, proses ini lebih mencerminkan keyakinan (belief) adalah gambaran pemikiran yang dianut seseorang tentang gambaran sesuatu. Keyakinan seseorang mengenai produk dan merek mempengaruhi keputusan pembelian.
  4. Keputusan Pembelian, dalam suatu kasus pembelian, konsumen bisa mengambil beberapa sub keputusan, meliputi merk, pemasok, jumlah, waktu pelaksanaan dan metode pembayaran. Contohnya ketika membeli kendaraan atau peralatan mesin. Hal ini dikarenakan harga kendaraan maupun mesin yang ditawarkan oleh berbagai pemasok meiliki beragam harga dan promosi, sehingga konsumen akan lebih jeli dalam mengambil keputusan ketika hendak membeli produk. Namun dalam pembelian produk sehari-hari, keputusan konsumen bisa jadi lebih sederhana. Contohnya ketika membeli gula, seorang konsumen tidak banyak berfikir tentang pemasok atau metode pembayaran karena kebutuhan sehari-hari adalah kebutuhan yang mutlak untuk dipenuhi sehingga yang menjadi prioritas konsumen disini adalah kebutuhan tersebut terpenuhi dan alasan yang kedua adalah harga dari kebutuhan sehari-hari tidaklah jauh berbeda antara pemasok yang satu dengan pemasok yang lain.
  5.  Perilaku Pasca Pembelian, setelah pembelian dilakukan konsumen akan selalu siaga terhadap informasi yang mendukung keputusannya. Konsumen akan membandingkan produk yang telah ia beli, dengan produk lain. Hal ini dikarenakan konsumen mengalami ketidakcocokan dengan fasilitas-fasilitas tertentu pada barang yang telah ia beli, atau mendengar keunggulan tentang merek lain.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar