BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa
ini kebutuhan manusia terhadap informasi meningkat seiring dengan perkembangan
zaman. Untuk mendapatkan informasi tersebut
diantaranya dapat dilakukan dengan menjelajah dunia maya yaitu menggunakan
internet, buku sebagai jendela dunia untuk memperluas cakrawala, dan dapat juga
diperoleh melalui komunikasi menggunakan ponsel atau handphone. Pada
awalnya sebuah ponsel hanya bisa mentransfer sinyal-sinyal suara, namun saat
ini sebuah ponsel bisa mengirimkan pesan berupa teks, gambar, bahkan pesan
multimedia. Di samping itu, juga mampu digunakan untuk mengakses data seperti
yang dapat dilakukan oleh sebuah komputer. Dulu, ponsel ukurannya besar seperti
batu bata, namun sejak tiga tahun terakhir ini kebanyakan produsen mendesain
ponsel yang kecil dan ramping. Saat ini handphone
merupakan sarana komunikasi yang bersifat primer. Dikatakan primer karena
handphone sangat berperan penting terhadap komunikasi, melalui handphone kita
dapat memperoleh informasi langsung dari sumber yang kita inginkan. Ponsel juga
tidak hanya terdiri dari satu merek saja namun banyak sekali merek yang
bersaing di dunia pasar.
Melihat dari fenomena yang ada, yaitu persaingan antara
perusahaan yang sadar pada suatu kebutuhan untuk meningkatkan aset-aset
perusahaan demi terus berlangsungnya kehidupan perusahaan tersebut, khususnya
untuk perusahaan yang menghasilkan produk handphone. Pada saat ini, usaha
perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak hanya terpaku pada sisi
fungsional produk saja, yaitu kegunaan produk tersebut, melainkan sudah
dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan suatu citra khusus bagi
penggunanya.
Perkembangan handphone-handphone di Indonesia relatif cukup baik
dan dinamis, baik produk lokal maupun produk internasional. Selain itu, tingkat
persaingan di berbagai kategori produk berdasarkan kemajuan telekomunikasi
khususnya produk handphone telah menyebabkan timbulnya beberapa fenomena yang
cukup menarik. Salah satu fenomena yang menarik perhatian dunia adalah
pertumbuhan telekomunikasi yang lebih canggih yaitu dengan munculnya produk
ponsel pintar alias smartphone. Salah
satu produk smartphone belakangan ini berhasil mencuri perhatian masyarakat
adalah handphone berbasis sistem operasi Android.
Android merupakan sistem operasi yang berbasis Linux
untuk telepon
seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi
para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh
bermacam peranti bergerak. Salah satu perusahaan yang menghasilkan produk
smartphone android adalah Samsung Electronics.
Samsung Electronics adalah perusahaan pembuat perangkat
elektronika terbesar di dunia, dan berkantor pusat di Seocho Samsung Town di Seoul, Korea
Selatan. Awal kesuksesan Samsung di dunia smartphone
dimulai pada bulan 27 April 2009. Saat itu, Samsung meluncurkan handphone
Android pertamanya, yakni Samsung i7500. Handphone ini menawarkan layar sentuh
AMOLED berukuran 3.2 inci. OS yang digunakan pada handphone ini adalah OS
Android Cupcake 1.5. (www.teknologi.com).
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan
di atas,
maka penelitian ini akan memfokuskan pada
elemen-elemen ekuitas merek, yaitu kesadaran
merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul : “ANALISIS
PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL SAMSUNG BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok)”.
1.2.
Rumusan
dan Batasan Masalah
1.2.1.
Rumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil suatu
perumusan masalah dalam penelitian ini yang dianggap penting yaitu:
1. Apakah kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian ponsel Samsung
berbasis sistem operasi Android?
2. Apakah kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek
berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian ponsel Samsung berbasis
sistem operasi Android?
1.2.2.
Batasan
masalah
Pada
penelitian ini, peneliti membatasi masalah dengan menggunakan empat variabel
independen yaitu kesadaran merek (brand
awareness) (X1), persepsi kualitas (perceived
quality) (X2), asosiasi merek (brand
association) (X3), loyalitas merek (brand
loyalty) (X4) dan satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).
Penelitian dilakukan menggunakan data primer yaitu melalui penyebaran kuesioner
kepada seratus responden dengan objek kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma Depok.
1.3.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari kesadaran merek,
persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari kesadaran merek,
persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen.
1.4.
Manfaat
Penelitian
Adapaun manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi peneliti
Sebagai
media untuk menguji kemampuan menulis dalam mengimplementasikan ilmu yang telah
diperoleh.
2.
Bagi pembaca
Sebagai
bahan referensi dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah yang
dikaji dalam penelitian ini.
3.
Bagi perusahaan
Dapat
memberikan gambaran dan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam melakukan
kebijakan dan strategi pemasaran yang berkaitan dengan keputusan pembelian,
kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek.
1.5.
Metode
Penelitian
1.5.1.
Objek
penelitian
Dalam
penelitian ini, penulis mengambil objek para konsumen yaitu mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma Depok sebagai konsumen ponsel Samsung bersistem
operasi Android. Sampel penelitian ini adalah seratus responden.
1.5.2.
Data
Data-data
yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data primer. Data primer
berasal dari data hasil penyebaran kuesioner kepada responden yaitu mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Depok.
1.5.3.
Jenis
Variabel
Variabel
yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari:
1.
Variabel bebas/independen, yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel terikat/dependen. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas (X) adalah kesadaran merek (brand awareness) (X1), persepsi kualitas (perceived quality) (X2), asosiasi merek (brand association) (X3), loyalitas merek (brand loyalty) (X4).
2.
Variabel terikat/dependen (Y) dalam
penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y).
1.5.4.
Metode
pengumpulan data / variabel
Peneliti
mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner kepada seratus responden yaitu
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Depok yang telah menggunakan
ponsel Samsung bersistem operasi Android. Sampel penelitian ini adalah seratus
responden. Alat yang digunakan adalah dengan Skala Likert, digunakan untuk
menyaring lima alternatif jawaban dari responden. Interval dalam skala likert
adalah 1-5, yaitu:
5=
sangat setuju (SS);
4=
setuju (S);
3=
ragu-ragu (R);
2=
tidak setuju (TS);
1=
sangat tidak setuju (STS).
1.5.5.
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan yang
paling memungkinkan yang masih dapat dicari kebenarannya. Berdasarkan perumusan
masalah, tinjuan pustaka dan tinjauanya penelitian, maka dapat ditarik
hipotesis sementara dari penelitian ini, yaitu:
H0 : Kesadaran merek,
persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek tidak memiliki pengaruh
yang positif terhadap keputusan pembelian ponsel Samsung
berbasis sistem operasi Android.
Ha1 : Kesadaran merek berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian ponsel samsung berbasis sistem operasi Android.
Ha2 : Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian ponsel samsung berbasis sistem operasi Android.
Ha3
: Asosiasi
merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ponsel samsung berbasis
sistem operasi Android.
Ha4
: Loyalitas
merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ponsel samsung berbasis
sistem operasi Android.
1.5.6.
Alat
analisis yang digunakan
1.5.6.1.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2005). Valid berarti instrumen yang digunakan dapat
mengukur apa yang hendak diukur (Ferdinand,2006). Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Misalkan mengukur keputusan pembelian yang
terdiri dari lima pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat
mengungkapkan seberapa besar tingkat keputusan pembelian. Jadi validitas ingin
mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul
dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini (content validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data
dengan apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006). Dasar
pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir angket adalah :
-Jika r
hitung positif dan r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid.
-Jika r
hitung tidak positif serta r hitung < r tabel maka variabel tersebut tidak
valid.
1.5.6.2.
Uji Reliabilitas
Menurut Sugiono 2007
reliabilitas mengandung pengertian bahwa sebuah instrumen dapat mengukur
sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Jadi kata kunci untuk
syarat kualifikasi suatu instrumen pengukuran adalah konsistensi atau tidak berubah-ubah.
Penelitian ini menggunakan teknik reliabilitas Interbal Consistency. Teknik
Interbal Consistency merupakan suatu pengujian yang dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja, dan dari data yang diperoleh dianalisis
dengan tertentu. Dalam penelitian ini jawaban kuesioner yang diperoleh dari
kuisioner bersifat berjenjang atau tidak bersifat dikotomi (mempunyai dua
alternatif jawaban), sehingga akan digunakan teknik pengujian dengan metode
Alpha Cronbach (Sugiyono, 2007). Perhitungan Alpha Cronbach dapat menggunakan
alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 17 dengan menggunakan model
Alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari
0,600 (Ghozali, 2009).
1.5.6.3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumi klasik
dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model
analisis yang tepat. Untuk menguji apakah persamaan garis regresi yang
diperoleh linier dan dapat dipergunakan untuk melakukan peramalan, maka harus
dilakukan uji asumsi klasik yaitu:
1.
Uji Multikolonieritas
Uji
multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel
bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Multikolonieritas dideteksi dengan menggunakan nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/
tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang
umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah10.
2.
Uji Autokorelasi
1.5.6.4. Analisis Regresi Berganda
Menurut Duwi Priyatno (2012:127) Analisis regresi linier berganda
adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel
independen terhadap satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen
dengan menggunakan variabel independen. Dalam penelitian ini kegunaan analisis
regresi ganda untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kesadaran merek, persepsi
kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian
ponsel Samsung berbasis sistem android. Model hubungan nilai pelanggan dengan
variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = Keputusan pembelian
a = Konstanta
b1- b4 = Koefisien regresi yang hendak ditaksir
X1 = Kesadaran merek
X2 = Persepsi kualitas
X3 = Asosiasi merek
X4 = Loyalitas merek
e = error / variabel pengganggu
Dalam persamaan regresi ini, variabel dependennya adalah keputusan
pembelian ponsel Samsung berbasis sistem operasi Android. Sedangkan variabel
independennya adalah kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek.
1.5.6.5. Uji Signifikansi Simultan
Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
yaitu kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan
loyalitas merek (X4) secara simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan
pembelian (Y). Kriteria untuk menguji hipotesis adalah :
1.
Membuat hipotesis untuk
kasus pengujian F-test di atas, yaitu :
H0
: b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya:
tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu kesadaran merek
(X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas merek (X4)
secara simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).
H1 : b1- b4
> 0
Artinya:
ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu kesadaran merek (X1),
persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas merek (X4) secara
simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).
2.
Menentukan F tabel dan F
hitung.
Dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5%, maka : 1) Jika F hitung > F tabel , maka H0
ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Jika F
hitung < F tabel , maka H0 diterima, berarti masing-masing
variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
1.5.6.6. Uji Parsial (Uji t)
Uji Parsial atau uji t digunakan untuk menguji signifikansi
konstanta dari setiap variabel independen, apakah kesadaran merek (X1),
persepsi kualitas (X2), dan loyalitas merek (X3) benar-benar berpengaruh secara
parsial (terpisah) terhadap variabel dependennya yaitu keputusan pembelian (Y).
Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (a) = 0,05 ditentukan sebagai
berikut :
- Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima.
- Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak. BAB
I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar
Belakang Masalah
Dewasa
ini kebutuhan manusia terhadap informasi meningkat seiring dengan perkembangan
zaman. Untuk mendapatkan informasi tersebut
diantaranya dapat dilakukan dengan menjelajah dunia maya yaitu menggunakan
internet, buku sebagai jendela dunia untuk memperluas cakrawala, dan dapat juga
diperoleh melalui komunikasi menggunakan ponsel atau handphone. Pada
awalnya sebuah ponsel hanya bisa mentransfer sinyal-sinyal suara, namun saat
ini sebuah ponsel bisa mengirimkan pesan berupa teks, gambar, bahkan pesan
multimedia. Di samping itu, juga mampu digunakan untuk mengakses data seperti
yang dapat dilakukan oleh sebuah komputer. Dulu, ponsel ukurannya besar seperti
batu bata, namun sejak tiga tahun terakhir ini kebanyakan produsen mendesain
ponsel yang kecil dan ramping. Saat ini handphone
merupakan sarana komunikasi yang bersifat primer. Dikatakan primer karena
handphone sangat berperan penting terhadap komunikasi, melalui handphone kita
dapat memperoleh informasi langsung dari sumber yang kita inginkan. Ponsel juga
tidak hanya terdiri dari satu merek saja namun banyak sekali merek yang
bersaing di dunia pasar.
Melihat dari fenomena yang ada, yaitu persaingan antara
perusahaan yang sadar pada suatu kebutuhan untuk meningkatkan aset-aset
perusahaan demi terus berlangsungnya kehidupan perusahaan tersebut, khususnya
untuk perusahaan yang menghasilkan produk handphone. Pada saat ini, usaha
perusahaan untuk memperebutkan konsumen tidak hanya terpaku pada sisi
fungsional produk saja, yaitu kegunaan produk tersebut, melainkan sudah
dikaitkan dengan merek yang mampu memberikan suatu citra khusus bagi
penggunanya.
Perkembangan handphone-handphone di Indonesia relatif cukup baik
dan dinamis, baik produk lokal maupun produk internasional. Selain itu, tingkat
persaingan di berbagai kategori produk berdasarkan kemajuan telekomunikasi
khususnya produk handphone telah menyebabkan timbulnya beberapa fenomena yang
cukup menarik. Salah satu fenomena yang menarik perhatian dunia adalah
pertumbuhan telekomunikasi yang lebih canggih yaitu dengan munculnya produk
ponsel pintar alias smartphone. Salah
satu produk smartphone belakangan ini berhasil mencuri perhatian masyarakat
adalah handphone berbasis sistem operasi Android.
Android merupakan sistem operasi yang berbasis Linux
untuk telepon
seluler seperti telepon pintar dan komputer tablet. Android menyediakan platform terbuka bagi
para pengembang untuk menciptakan aplikasi mereka sendiri untuk digunakan oleh
bermacam peranti bergerak. Salah satu perusahaan yang menghasilkan produk
smartphone android adalah Samsung Electronics.
Samsung Electronics adalah perusahaan pembuat perangkat
elektronika terbesar di dunia, dan berkantor pusat di Seocho Samsung Town di Seoul, Korea
Selatan. Awal kesuksesan Samsung di dunia smartphone
dimulai pada bulan 27 April 2009. Saat itu, Samsung meluncurkan handphone
Android pertamanya, yakni Samsung i7500. Handphone ini menawarkan layar sentuh
AMOLED berukuran 3.2 inci. OS yang digunakan pada handphone ini adalah OS
Android Cupcake 1.5. (www.teknologi.com).
Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah diuraikan
di atas,
maka penelitian ini akan memfokuskan pada
elemen-elemen ekuitas merek, yaitu kesadaran
merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek. Oleh karena itu, penelitian ini mengambil judul : “ANALISIS
PENGARUH EKUITAS MEREK TERHADAP
KEPUTUSAN PEMBELIAN PONSEL SAMSUNG BERBASIS SISTEM OPERASI ANDROID (Studi Kasus pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma, Depok)”.
1.2.
Rumusan
dan Batasan Masalah
1.2.1.
Rumusan
masalah
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat diambil suatu
perumusan masalah dalam penelitian ini yang dianggap penting yaitu:
1. Apakah kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek
berpengaruh secara simultan terhadap keputusan pembelian ponsel Samsung
berbasis sistem operasi Android?
2. Apakah kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek
berpengaruh secara parsial terhadap keputusan pembelian ponsel Samsung berbasis
sistem operasi Android?
1.2.2.
Batasan
masalah
Pada
penelitian ini, peneliti membatasi masalah dengan menggunakan empat variabel
independen yaitu kesadaran merek (brand
awareness) (X1), persepsi kualitas (perceived
quality) (X2), asosiasi merek (brand
association) (X3), loyalitas merek (brand
loyalty) (X4) dan satu variabel dependen yaitu keputusan pembelian (Y).
Penelitian dilakukan menggunakan data primer yaitu melalui penyebaran kuesioner
kepada seratus responden dengan objek kepada Mahasiswa Fakultas Ekonomi
Universitas Gunadarma Depok.
1.3.
Tujuan
1. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial dari kesadaran merek,
persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen.
2. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan dari kesadaran merek,
persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian konsumen.
1.4.
Manfaat
Penelitian
Adapaun manfaat dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
1.
Bagi peneliti
Sebagai
media untuk menguji kemampuan menulis dalam mengimplementasikan ilmu yang telah
diperoleh.
2.
Bagi pembaca
Sebagai
bahan referensi dalam memecahkan masalah yang berkaitan dengan masalah yang
dikaji dalam penelitian ini.
3.
Bagi perusahaan
Dapat
memberikan gambaran dan informasi yang berguna bagi perusahaan dalam melakukan
kebijakan dan strategi pemasaran yang berkaitan dengan keputusan pembelian,
kesadaran merek, persepsi kualitas, asosiasi merek, dan loyalitas merek.
1.5.
Metode
Penelitian
1.5.1.
Objek
penelitian
Dalam
penelitian ini, penulis mengambil objek para konsumen yaitu mahasiswa Fakultas
Ekonomi Universitas Gunadarma Depok sebagai konsumen ponsel Samsung bersistem
operasi Android. Sampel penelitian ini adalah seratus responden.
1.5.2.
Data
Data-data
yang digunakan dalam penulisan ilmiah ini adalah data primer. Data primer
berasal dari data hasil penyebaran kuesioner kepada responden yaitu mahasiswa
Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Depok.
1.5.3.
Jenis
Variabel
Variabel
yang dianalisis dalam penelitian ini terdiri dari:
1.
Variabel bebas/independen, yaitu
variabel yang mempengaruhi variabel terikat/dependen. Dalam penelitian ini yang
menjadi variabel bebas (X) adalah kesadaran merek (brand awareness) (X1), persepsi kualitas (perceived quality) (X2), asosiasi merek (brand association) (X3), loyalitas merek (brand loyalty) (X4).
2.
Variabel terikat/dependen (Y) dalam
penelitian ini adalah Keputusan Pembelian (Y).
1.5.4.
Metode
pengumpulan data / variabel
Peneliti
mengumpulkan data melalui penyebaran kuesioner kepada seratus responden yaitu
mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Gunadarma Depok yang telah menggunakan
ponsel Samsung bersistem operasi Android. Sampel penelitian ini adalah seratus
responden. Alat yang digunakan adalah dengan Skala Likert, digunakan untuk
menyaring lima alternatif jawaban dari responden. Interval dalam skala likert
adalah 1-5, yaitu:
5=
sangat setuju (SS);
4=
setuju (S);
3=
ragu-ragu (R);
2=
tidak setuju (TS);
1=
sangat tidak setuju (STS).
1.5.5.
Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu pernyataan sementara atau dugaan yang
paling memungkinkan yang masih dapat dicari kebenarannya. Berdasarkan perumusan
masalah, tinjuan pustaka dan tinjauanya penelitian, maka dapat ditarik
hipotesis sementara dari penelitian ini, yaitu:
H0 : Kesadaran merek,
persepsi kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek tidak memiliki pengaruh
yang positif terhadap keputusan pembelian ponsel Samsung
berbasis sistem operasi Android.
Ha1 : Kesadaran merek berpengaruh positif terhadap keputusan
pembelian ponsel samsung berbasis sistem operasi Android.
Ha2 : Persepsi kualitas berpengaruh positif terhadap
keputusan pembelian ponsel samsung berbasis sistem operasi Android.
Ha3
: Asosiasi
merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ponsel samsung berbasis
sistem operasi Android.
Ha4
: Loyalitas
merek berpengaruh positif terhadap keputusan pembelian ponsel samsung berbasis
sistem operasi Android.
1.5.6.
Alat
analisis yang digunakan
1.5.6.1.
Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner (Ghozali, 2005). Valid berarti instrumen yang digunakan dapat
mengukur apa yang hendak diukur (Ferdinand,2006). Suatu kuesioner dikatakan
valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan
diukur oleh kuesioner tersebut. Misalkan mengukur keputusan pembelian yang
terdiri dari lima pertanyaan, maka pertanyaan tersebut harus bisa secara tepat
mengungkapkan seberapa besar tingkat keputusan pembelian. Jadi validitas ingin
mengukur apakah pertanyaan dalam kuesioner yang sudah kita buat betul-betul
dapat mengukur apa yang hendak kita ukur. Validitas yang digunakan dalam
penelitian ini (content validity) menggambarkan kesesuaian sebuah pengukur data
dengan apa yang akan diukur (Ferdinand, 2006). Dasar
pengambilan keputusan untuk menguji validitas butir angket adalah :
-Jika r
hitung positif dan r hitung > r tabel maka variabel tersebut valid.
-Jika r
hitung tidak positif serta r hitung < r tabel maka variabel tersebut tidak
valid.
1.5.6.2.
Uji Reliabilitas
Menurut Sugiono 2007
reliabilitas mengandung pengertian bahwa sebuah instrumen dapat mengukur
sesuatu yang diukur secara konsisten dari waktu ke waktu. Jadi kata kunci untuk
syarat kualifikasi suatu instrumen pengukuran adalah konsistensi atau tidak berubah-ubah.
Penelitian ini menggunakan teknik reliabilitas Interbal Consistency. Teknik
Interbal Consistency merupakan suatu pengujian yang dilakukan dengan cara
mencobakan instrumen sekali saja, dan dari data yang diperoleh dianalisis
dengan tertentu. Dalam penelitian ini jawaban kuesioner yang diperoleh dari
kuisioner bersifat berjenjang atau tidak bersifat dikotomi (mempunyai dua
alternatif jawaban), sehingga akan digunakan teknik pengujian dengan metode
Alpha Cronbach (Sugiyono, 2007). Perhitungan Alpha Cronbach dapat menggunakan
alat bantu program komputer yaitu SPSS for Windows 17 dengan menggunakan model
Alpha. Suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari
0,600 (Ghozali, 2009).
1.5.6.3. Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumi klasik
dilakukan untuk mengetahui kondisi data yang ada agar dapat menentukan model
analisis yang tepat. Untuk menguji apakah persamaan garis regresi yang
diperoleh linier dan dapat dipergunakan untuk melakukan peramalan, maka harus
dilakukan uji asumsi klasik yaitu:
1.
Uji Multikolonieritas
Uji
multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan
adanya korelasi antar variabel bebas (Ghozali, 2009). Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas. Jika variabel bebas
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal adalah variabel
bebas yang nilai korelasi antar sesama variabel bebas sama dengan nol.
Multikolonieritas dideteksi dengan menggunakan nilai tolerance dan Variance
Inflation Factor (VIF). Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas yang
terpilih yang tidak dapat dijelaskan oleh variabel bebas lainnya. Jadi nilai
tolerance yang rendah sama dengan nilai VIF yang tinggi (karena VIF=1/
tolerance) dan menunjukkan adanya kolinearitas yang tinggi. Nilai cutoff yang
umum dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai VIF dibawah10.
2.
Uji Autokorelasi
1.5.6.4. Analisis Regresi Berganda
Menurut Duwi Priyatno (2012:127) Analisis regresi linier berganda
adalah analisis untuk mengukur besarnya pengaruh antara dua atau lebih variabel
independen terhadap satu variabel dependen dan memprediksi variabel dependen
dengan menggunakan variabel independen. Dalam penelitian ini kegunaan analisis
regresi ganda untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh kesadaran merek, persepsi
kualitas, asosiasi merek dan loyalitas merek terhadap keputusan pembelian
ponsel Samsung berbasis sistem android. Model hubungan nilai pelanggan dengan
variabel-variabel tersebut dapat disusun dalam fungsi atau persamaan sebagai
berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e
Dimana:
Y = Keputusan pembelian
a = Konstanta
b1- b4 = Koefisien regresi yang hendak ditaksir
X1 = Kesadaran merek
X2 = Persepsi kualitas
X3 = Asosiasi merek
X4 = Loyalitas merek
e = error / variabel pengganggu
Dalam persamaan regresi ini, variabel dependennya adalah keputusan
pembelian ponsel Samsung berbasis sistem operasi Android. Sedangkan variabel
independennya adalah kesadaran merek, persepsi kualitas, dan loyalitas merek.
1.5.6.5. Uji Signifikansi Simultan
Uji F yaitu suatu uji untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
yaitu kesadaran merek (X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan
loyalitas merek (X4) secara simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan
pembelian (Y). Kriteria untuk menguji hipotesis adalah :
1.
Membuat hipotesis untuk
kasus pengujian F-test di atas, yaitu :
H0
: b1 = b2 = b3 = b4 = 0
Artinya:
tidak ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu kesadaran merek
(X1), persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas merek (X4)
secara simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).
H1 : b1- b4
> 0
Artinya:
ada pengaruh yang signifikan dari variabel bebas yaitu kesadaran merek (X1),
persepsi kualitas (X2), asosiasi merek (X3), dan loyalitas merek (X4) secara
simultan terhadap variabel terikat yaitu keputusan pembelian (Y).
2.
Menentukan F tabel dan F
hitung.
Dengan
tingkat kepercayaan sebesar 95% atau taraf signifikansi sebesar 5%, maka : 1) Jika F hitung > F tabel , maka H0
ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
Jika F
hitung < F tabel , maka H0 diterima, berarti masing-masing
variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan
terhadap variabel terikat.
1.5.6.6. Uji Parsial (Uji t)
Uji Parsial atau uji t digunakan untuk menguji signifikansi
konstanta dari setiap variabel independen, apakah kesadaran merek (X1),
persepsi kualitas (X2), dan loyalitas merek (X3) benar-benar berpengaruh secara
parsial (terpisah) terhadap variabel dependennya yaitu keputusan pembelian (Y).
Kriteria pengujian dengan tingkat signifikansi (a) = 0,05 ditentukan sebagai
berikut :
- Jika t hitung < t tabel, maka H0 diterima.
- Jika t hitung > t tabel, maka H0 ditolak.
mba bab 2 ny bisa dm
BalasHapus